Proses
Mempengaruhi Dapat Berlangsung
Pengaruh adalah
kegiatan atau keteladanan yang baik secara langsung atau tidak langsung
mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap orang lain atau kelompok.
Elemen-elemen proses mempengaruhi :
·
Orang
yang mempengaruhi (0)
·
Metode
mempengaruhi (→)
·
Orang
yang dipengaruhi (p)
Jadi
proses mempengaruhi : 0 → p
Metode
mempengaruhi
·
Kekuatan
fisik
·
Penggunaan
sanksi (positif/negatif)
·
Keahlian
·
Kharisma
(daya tarik)
Daerah
Pengaruh
Daerah
pengaruh mencakup hubungan – hubungan
·
Antara
perseorangan
·
Kelompok
dengan seseorang
·
Seseorang
dengan kelompok
Hubungan
antara Kekuasaan dan Pengaruh
·
Analisis
French-Raven
·
Analisis
Etzioni
·
Analisis
Nisbel
Komunikasi
merupakan sarana untuk mengadakan koordinasi antara berbagai subsistem dalam
organisasi. Kompetensi komunikasi yang baik antar karyawan akan mampu
memperoleh dan mengembangkan tugas yang diembannya, sehingga tingkat kinerja
suatu organisasi menjadi semakin baik dan sebaliknya. Desain penelitian yang
digunakan adalah metode deskriptif analitik korelasional untuk melukiskan
secara sistematis, faktual, dan cermat dan berusaha memberikan gambaran tentang
apa saja yang ada hubungannya dengan penelitian kemudian menganalisanya untuk
menemukan pemecahan masalah yang dihadapi. Saran yang diajukan penulis yaitu
perlu dilakukan perlu dimaksimalkan kegiatan-kegiatan yang melibatkan semua
karyawan seperti acara arisan darma wanita karyawan dan koperasi, ditingkatkan
pembinaan dan pelatihan pada karyawana, serta membuat program kerja yang
melibatkan keaktifan dari semua fungsi unit kerja. Manusia di dalam
kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan
kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu
hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi
sosial dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia sering dipertemukan satu
sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah
sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya jelas terlihat melalui jenis,
peringkat, bentuk dan jumlah interaksi yang berlaku. Proses dalam organisasi
adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai organisasi yang efektif. Salah
satu proses yang akan selalu terjadi dalam organisasi apapun adalah proses
komunikasi. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan
pengalaman. Mengingat perannya yang penting dalam menunjang kelancaran
berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu dicurahkan untuk mengelola
komunikasi dalam organisasi. Proses komunikasi yang begitu dinamik dapat
menimbulkan berbagai masalah yang mempengaruhi pencapaian sebuah organisasi
terutama dengan timbulnya salah faham dan konflik Komunikasi memelihara motivasi
dengan memberikan penjelasan kepada para pegawai tentang apa yang harus
dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada di bawah standar. Aktivitas
komunikasi di perkantoran senantiasa disertai dengan tujuan yang ingin dicapai.
sesama dalam kelompok dan masyarakat. Budaya komunikasi dalam konteks
komunikasi organisasi harus dilihat dari berbagai sisi. Sisi pertama adalah
komunikasiantara atasan kepada bawahan. Sisi kedua antara pegawai yang satu
dengan pegawai yang lain. Sisi ketiga adalah antara pegawai kepada atasan.
Masing-masing komunikasi tersebut mempunyai polanya masing-masing. Di antara
kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah
atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja samayang
diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok,
untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
Komunikasi
merupakan sarana untuk mengadakan koordinasi antara berbagai subsistem dalam
organisasi. Menurut Kohler ada dua model komunikasi dalam rangka meningkatkan
kinerja dan mencapai tujuan perkantoran ini. Pertama, komunikasi koordinatif,
yaitu proses komunikasi yang berfungsi untuk menyatukan bagian-bagian
(subsistem) perkantoran. Kedua, komunikasi interaktif, ialah proses pertukaran
informasi yang berjalan secara berkesinambungan, pertukaran pendapat dan sikap
yang dipakai sebagai dasar penyesuaian di antara sub-sub sistem dalam
perkantoran, maupun antara perkantoran dengan mitra kerja. Frekuensi dan
intensitas komunikasi yang dilakukan juga turut mempengaruhi hasil dari suatu
proses komunikasi tersebut. Dalam hal komunikasi yang terjadi antar pegawai,
kompetensi komunikasi yang baik akan mampu memperoleh dan mengembangkan tugas
yang diembannya, sehingga tingkat kinerja suatu organisasi menjadi semakin
baik. Dan sebaliknya, apabila terjadi komunikasi yang buruk akibat tidak
terjalinnya hubungan yang baik, sikap yang otoriter atau acuh, perbedaan
pendapat atau konflik yang berkepanjangan, dan sebagainya, dapat berdampak pada
hasil kerja yang tidak maksimal. Peningkatan kinerja pegawai secara perorangan
akan mendorong kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan dan memberikan
feed back yang tepat terhadap perubahan perilaku, yang direkflesikan dalam
kenaikan produktifitas. Dsalah satu organisasi formal di lingkungan aparatur
pemerintah yang memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pembangunan.
Program-program kerja yang dirancang bertujuan untuk menmpromosikan dan melindungi
bidang kepariwisataan yang merupakan aset negara yang sangat penting sehingga
sangat diharapkan kinerja yang optimal yang dapat diwujudkan melalui peranan
komunikasi yang efektif supaya dapat memenuhi peran dan fungsinya sebagai
aparat pemerintah yang mengabdikan dirinya pada bangsa dan negara ini. Melihat
pengaruh yang sangat penting antara proses komunikasi yang terjadi dalam suatu
organisasi khususnya komunikasi interpersonal antar pegawai dengan tingkat
kinerja pegawai maka penulis tertarik mengambil judul “Pengaruh Komunikasi
Interpersonal Antar Pegawai Terhadap Kinerja PegawaiDinas Pariwisata dan
Kebudayaan. komunikasi mempunyai pengaruh yang sangat penting terhadap kinerja
pegawai. Menurut defenisi Carl I. Hovland “Komunikasi adalahproses yang memungkinkan
seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang
verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan)”. Salah satu jenis
komunikasi yang sangat penting adalah komunikasi interpersonal atau komunikasi
yang terjadi secara tatap muka antara beberapa pribadi yang memungkinkan respon
verbal maupun nonverbal berlangsung secara langsung. Dalam operasionalnya,
komunikasi berlangsung secara timbal balikdan menghasilkan feed back secara
langsung dalam menanggapi suatu pesan. Komunikasi yang dilakukan dengan dua
arah dan feed back secara langsung akan sangat memungkinkan untuk terjadinya
komunikasi yang efektif. Hal ini sesuai dengan pendapat Onong U. Effendy yang
mengatakan bahwa, “Efektifitas komunikasi antar pribadi itu ialah karena adanya
arus balik langsung”. Di dalam suatu organisasi khususnya perkantoran, proses
komunikasi adalah proses yang pasti dan selalu terjadi. Komunikasi adalah
sarana untuk mengadakan koordinasi antara berbagai subsistem dalam perkantoran.
Perkantoran yang berfungsi baik, ditandai oleh adanya kerjasama secara sinergis
dan harmonis dari berbagai komponen. Suatu perkantoran dikonstruksi dan
dipelihara dengan komunikasi. Artinya, ketika proses komunikasi antar komponen
tersebut dapat diselenggarakan secara harmonis, maka perkantoran tersebut
semakin kokoh dan kinerja perkantoran akan meningkat. Peningkatan kinerja
pegawai secara perorangan akan mendorong kinerja sumber daya manusia secara
keseluruhan dan memberikan feed back yang tepat terhadap perubahan perilaku,
yang direkflesikan dalam kenaikan produktifitas. Jadi dapat dikatakan bahwa
keberhasilan suatu organisasi sangat didukung dari tingkat kinerja pegawai yang
sangat dipengaruhi oleh proses komunikasi yang terjadi antar pegawai.
Proses
pengambilan keputusan dalam organisasi
Pengambilan
keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental
atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara
beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu
menghasilkan satu pilihan final. Hasilnya bisa berupa suatu tindakan (aksi)
atau suatu opini terhadap pilihan.
Cara lain untuk
memahami tindak komunikasi dalam organisasi adalah dengan melihat bagaimana
suatu organisasi menggunakan metode-metode tertentu untuk mengambil keputusan
terhadap masalah yang dihadapi. Dalam dataran teoritis, kita mengenal lima
metode pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut :
Kewenangan
Tanpa Diskusi (Authority Rule Without Discussion)
Metode pengambilan
keputusan ini seringkali digunakan oleh para pemimpin otokratik
atau dalam
kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat,
dalam arti ketika organisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan
apa yang harus dilakukan. Selain itu, metode ini cukup sempurna dapat diterima
kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan
persoalan-persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan
persetujuan para anggotanya.
Namun demikian,
jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan
menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak percayaan para
anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena
mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna, apabila
dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok,daripada
keputusan yang diambil secara individual.
Pendapat
Ahli (Expert Opinion)
Kadang-kadang seorang
anggota organisasi oleh anggota lainnya diberi predikat sebagai ahli (expert),
sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat
keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila
seorang anggota organisasi yang dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak
diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota lainnya.
Dalam banyak
kasus, persoalan orang yang dianggap ahli tersebut bukanlah masalah yang
sederhana, karenasangat sulit menentukan indikator yang dapat mengukur orang
yang dianggap ahli (superior). Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli
adalah orang yang memiliki kualitas terbaik; untuk membuat keputusan, namun
sebaliknya tidak sedikit pula orang yang tidak setuju dengan ukuran tersebut.
Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam kelompok benar-benar ahli adalah
persoalan yang rumit.
Kewenangan
Setelah Diskusi (Authority Rule After Discussion)
Sifat otokratik
dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan metode
yang pertama. Karena metode authority rule after discussion ini pertimbangkan
pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasi dalam proses pengambilan
keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan
mengingkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga
munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil
dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu meluas. Dengan perkataan
lain, pendapat anggota organisasi sangat diperhatikan dalam proses pembuatan
keputusan, namun perilaku otokratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh.
Metode pengambilan
keputusan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu pada anggota organisasi akan
bersaing untukmempengaruhi pengambil atau pembuat keputusan. Artinya bagaimana
para anggota organisasi yang mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan
keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya yang perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan.
Kesepakatan
(Consensus)
Kesepakatan atau
konsensusakan terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung
keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan,
yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan
kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota
dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu metode konsensus sangat penting
khususnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
Namun demikian,
metode pengambilan keputusan yang dilakukan melalui kesepakatan ini, tidak
lepas juga dari kekurangan-kekurangan. Yang paling menonjol adalah
dibutuhkannya waktu yang relatif lebih banyak dan lebih lama, sehingga metode
ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan mendesak atau darurat.
Sumber :